Melihat Masa Depan Konservasi dari Dekat: Apa yang Baru di Way Kambas?
Taman Nasional Way Kambas (TNWK) yang terletak di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung, merupakan salah satu kawasan konservasi tertua di Indonesia yang telah berdiri sejak tahun 1985. TNWK memiliki luas sekitar 1.300 km² dan dikenal sebagai habitat penting bagi berbagai satwa langka seperti gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus), badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis), harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae), tapir (Tapirus indicus), dan lebih dari 400 jenis burung. Kawasan ini terdiri dari hutan hujan tropis dataran rendah, rawa, padang rumput, serta ekosistem pesisir yang sangat beragam.
Memasuki tahun 2024–2025, pengelolaan TNWK mengalami banyak transformasi, terutama dari sisi konsep wisata. Dulu, atraksi seperti menaiki gajah kerap menjadi daya tarik utama. Namun kini, praktik tersebut telah dihentikan demi kesejahteraan satwa. Sebagai gantinya, TNWK mengusung konsep ekowisata berbasis edukasi dan konservasi. Pengunjung kini bisa mengikuti aktivitas seperti memandikan gajah, memberi makan, melihat pelatihan dasar satwa, hingga menjelajah hutan dalam program jungle trekking dan bird watching yang aman dan ramah lingkungan.
Inisiatif ini juga melibatkan masyarakat dari desa-desa penyangga seperti Labuhan Ratu dan Braja Harjosari. Pemerintah dan pengelola TNWK bekerja sama dengan koperasi desa untuk mengembangkan wisata berbasis komunitas, termasuk menyediakan penginapan homestay, makanan tradisional, transportasi lokal, hingga pusat oleh-oleh. Langkah ini tidak hanya memperkuat konservasi, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar melalui lapangan kerja dan usaha baru.
Pada akhir 2024, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengumumkan rencana pengembangan besar di kawasan ini, termasuk perluasan pusat penangkaran gajah dan badak sumatera seluas total 20 hektar. Fasilitas baru tersebut akan dilengkapi dengan klinik satwa dan pusat penelitian, untuk mendukung program konservasi jangka panjang. TNWK terus menunjukkan perkembangan positif. Patroli gabungan yang terdiri dari petugas TNWK dan masyarakat aktif mencegah perburuan liar dan pembalakan ilegal di sekitar kawasan.
Untuk akses wisata, harga tiket terbaru per Oktober 2024 adalah: Rp 20.000 (Senin–Jumat) dan Rp 30.000 (Sabtu–Minggu) untuk wisatawan domestik, dan Rp 200.000 untuk wisatawan mancanegara. Tiket kendaraan dan penggunaan drone juga dikenai biaya tambahan sesuai ketentuan yang berlaku. Dengan seluruh pembaruan yang dilakukan, Way Kambas telah menjadi ikon dari konservasi satwa liar, pelestarian ekosistem, serta pemberdayaan masyarakat lokal, sebagai contoh dari ekowisata modern yang berkelanjutan di Indonesia.